Welcome to my blog

welcome to my life

Minggu, 22 November 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA ABORTUS

Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TERJADINYA ABORTUS
Dalam posting ini tersedia beberapa bab dan lampiran penunjang lainnya yang berhubungan dengan judul penelitian FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA ABORTUS
Teori yang ada dalam penelitian ini terdiri dari teori pengetahuan, teori sikap, teori perawat, teori kepatuhan, teori pemakaian sarung tangan, dan teori kateterisasi vena perifer.
Dalam posting ini juga terdapat jilid, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, bab 1, bab 2, bab 3, bab 4, bab 5, daftar pustaka, kuesioner, lembar persetujuan responden, dan file pendukung lainnya yang berhubungan dengan judul penelitian FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA ABORTUS.
Anda hanya tinggal mendownload namun harus menunggu beberapa detik untuk mendapatkan file download yang ada perlukan dari judul skripsi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA ABORTUS. File dalam posting ini dibagi menjadi beberapa bagian yang kami bagi untuk memudahkan anda dalam mendownload. Ajak dan beritahu teman anda atau orang-orang yang memerlukan skripsi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA ABORTUS.
Silahkan anda download bagian yang anda perlukan namun lebih baik download seluruh filenya agar anda mempunyai referensi utuh dari skripsi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA ABORTUS
Angket download gratis di http://adf.ly/1S5xId
Bab 1 download gratis di http://adf.ly/1S62Hv
Bab 2 download gratis di http://adf.ly/1S639A
Bab 3 download gratis di http://adf.ly/1S63K8
Bab 4 download gratis di http://adf.ly/1S63Vd
Bab 5 download gratis di http://adf.ly/1S63de
Daftar Pustaka download gratis di http://adf.ly/1S63rM
DI BLOG INI TERDAPAT 1.000 LEBIH SKRIPSI LENGKAP DENGAN BERBAGAI JUDUL. ANDA HANYA TINGGAL MENDOWNLOAD SAJA TANPA HARUS MEMBELI ATAU MENDAFTAR ATAU SEJENISNYA. NAMUN KAMI HARAP FILE SKRIPSI DISINI HANYA DIJADIKAN BAHAN REFERENSI DAN PEMBANDING UNTUK SKRIPSI ANDA SAJA. SELAIN ITU FILE SKRIPSI YANG KAMI BERIKAN DAPAT DIJADIKAN BAHAN MAKALAH ATAU KARYA TULIS ILMIAH LAINNYA YANG ANDA KERJAKAN.
TERIMA KASIH
HORMAT KAMI,
Admin

HUBUNGAN GAYA HIDUP PASIEN DENGAN KLASIFIKASI HIPERTENSI

Dalam posting ini tersedia beberapa bab dan lampiran penunjang lainnya yang berhubungan dengan judul penelitian HUBUNGAN GAYA HIDUP PASIEN DENGAN KLASIFIKASI HIPERTENSI
Teori yang ada dalam penelitian ini terdiri dari teori gaya hidup, pasien, dan hipertensi
Dalam posting ini juga terdapat jilid, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, bab 1, bab 2, bab 3, daftar pustaka, panduan wawancara, dan file pendukung lainnya yang berhubungan dengan judul penelitian HUBUNGAN GAYA HIDUP PASIEN DENGAN KLASIFIKASI HIPERTENSI.
Anda hanya tinggal mendownload namun harus menunggu beberapa detik untuk mendapatkan file download yang ada perlukan dari judul skripsi HUBUNGAN GAYA HIDUP PASIEN DENGAN KLASIFIKASI HIPERTENSI. File dalam posting ini dibagi menjadi beberapa bagian yang kami bagi untuk memudahkan anda dalam mendownload. Ajak dan beritahu teman anda atau orang-orang yang memerlukan skripsi HUBUNGAN GAYA HIDUP PASIEN DENGAN KLASIFIKASI HIPERTENSI.
Silahkan anda download bagian yang anda perlukan namun lebih baik download seluruh filenya agar anda mempunyai referensi utuh dari skripsi HUBUNGAN GAYA HIDUP PASIEN DENGAN KLASIFIKASI HIPERTENSI.
Angket / panduan wawancara download gratis di http://adf.ly/1S7zQc
Bab 1 download gratis di http://adf.ly/1S7y6g
Bab 2 download gratis di http://adf.ly/1S7yR4
Bab 3 download gratis di http://adf.ly/1S7yfP
Daftar Pustaka 1 gratis di http://adf.ly/1S7yt9
Kata Pengantar, daftar isi, daftar table, dan bagian depan lainnya download gratis di http://adf.ly/1S7z2x
PPT atau Power Point download gratis di http://adf.ly/1S7zdm
DI BLOG INI TERDAPAT 1.000 LEBIH SKRIPSI LENGKAP DENGAN BERBAGAI JUDUL. ANDA HANYA TINGGAL MENDOWNLOAD SAJA TANPA HARUS MEMBELI ATAU MENDAFTAR ATAU SEJENISNYA. NAMUN KAMI HARAP FILE SKRIPSI DISINI HANYA DIJADIKAN BAHAN REFERENSI DAN PEMBANDING UNTUK SKRIPSI ANDA SAJA. SELAIN ITU FILE SKRIPSI YANG KAMI BERIKAN DAPAT DIJADIKAN BAHAN MAKALAH ATAU KARYA TULIS ILMIAH LAINNYA YANG ANDA KERJAKAN.
TERIMA KASIH
HORMAT KAMI,
Admin

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KISTA OVARIUM PADA PASIEN GINEKOLOGI

Dalam posting ini tersedia beberapa bab dan lampiran penunjang lainnya yang berhubungan dengan judul penelitian GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KISTA OVARIUM PADA PASIEN GINEKOLOGI.
Teori yang ada dalam penelitian ini terdiri dari teori tentang : faktor yang mempengaruhi kista ovarium, pasien, dan ginekologi.
Dalam posting ini juga terdapat jilid, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, bab 1, bab 2, bab 3, bab 4, bab 5, daftar pustaka, panduan wawancara, dan file pendukung lainnya yang berhubungan dengan judul penelitian GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KISTA OVARIUM PADA PASIEN GINEKOLOGI.
Anda hanya tinggal mendownload namun harus menunggu beberapa detik untuk mendapatkan file download yang ada perlukan dari judul skripsi GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KISTA OVARIUM PADA PASIEN GINEKOLOGI. File dalam posting ini dibagi menjadi beberapa bagian yang kami bagi untuk memudahkan anda dalam mendownload. Ajak dan beritahu teman anda atau orang-orang yang memerlukan skripsi GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KISTA OVARIUM PADA PASIEN GINEKOLOGI.
Silahkan anda download bagian yang anda perlukan namun lebih baik download seluruh filenya agar anda mempunyai referensi utuh dari skripsi GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KISTA OVARIUM PADA PASIEN GINEKOLOGI.
Bab 1 download gratis di http://adf.ly/1S849Z
Bab 2 download gratis di http://adf.ly/1S83O8
Bab 3 download gratis di http://adf.ly/1S83aK
Bab 4 download gratis di http://adf.ly/1S82mA
BAB 5 DOWNLOAD GRATIS DI http://adf.ly/1S83BL
Daftar Pustaka 1 download gratis di http://adf.ly/1S84Yv
Jurnal penelitian download gratis di http://adf.ly/1S83xQ
Kata Pengantar, daftar isi, daftar table, dan bagian depan lainnya download gratis di http://adf.ly/1S83mV
Lembar checklist download gratis di http://adf.ly/1S84K8
Panduan wawancara download gratis di http://adf.ly/1S84gy
PPT atau Power Point download gratis di http://adf.ly/1S82cK
DI BLOG INI TERDAPAT 1.000 LEBIH SKRIPSI LENGKAP DENGAN BERBAGAI JUDUL. ANDA HANYA TINGGAL MENDOWNLOAD SAJA TANPA HARUS MEMBELI ATAU MENDAFTAR ATAU SEJENISNYA. NAMUN KAMI HARAP FILE SKRIPSI DISINI HANYA DIJADIKAN BAHAN REFERENSI DAN PEMBANDING UNTUK SKRIPSI ANDA SAJA. SELAIN ITU FILE SKRIPSI YANG KAMI BERIKAN DAPAT DIJADIKAN BAHAN MAKALAH ATAU KARYA TULIS ILMIAH LAINNYA YANG ANDA KERJAKAN.
TERIMA KASIH
HORMAT KAMI,
Admin

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG DIET ZAT BESI DENGAN RUTINITAS TRANSFUSI PENDERITA THALASSEMIA MAYOR

Dalam posting ini tersedia beberapa bab dan lampiran penunjang lainnya yang berhubungan dengan judul penelitian HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG DIET ZAT BESI DENGAN RUTINITAS TRANSFUSI PENDERITA THALASSEMIA MAYOR.
Teori yang ada dalam penelitian ini terdiri dari teori tentang : faktor yang mempengaruhi kista ovarium, pasien, dan ginekologi.
Dalam posting ini juga terdapat jilid, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, bab 1, bab 2, bab 3, bab 4, bab 5, daftar pustaka, panduan wawancara, dan file pendukung lainnya yang berhubungan dengan judul penelitian HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG DIET ZAT BESI DENGAN RUTINITAS TRANSFUSI PENDERITA THALASSEMIA MAYOR.
Anda hanya tinggal mendownload namun harus menunggu beberapa detik untuk mendapatkan file download yang ada perlukan dari judul skripsi HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG DIET ZAT BESI DENGAN RUTINITAS TRANSFUSI PENDERITA THALASSEMIA MAYOR. File dalam posting ini dibagi menjadi beberapa bagian yang kami bagi untuk memudahkan anda dalam mendownload. Ajak dan beritahu teman anda atau orang-orang yang memerlukan skripsi HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG DIET ZAT BESI DENGAN RUTINITAS TRANSFUSI PENDERITA THALASSEMIA MAYOR.
Silahkan anda download bagian yang anda perlukan namun lebih baik download seluruh filenya agar anda mempunyai referensi utuh dari skripsi HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG DIET ZAT BESI DENGAN RUTINITAS TRANSFUSI PENDERITA THALASSEMIA MAYOR.
Bab 1 download gratis di http://adf.ly/1S8iXD
Bab 2 download gratis di http://adf.ly/1S8jd6
Bab 3 download gratis di http://adf.ly/1S8jna
Bab 4 download gratis di http://adf.ly/1S8jv1
Bab 5 download gratis di http://adf.ly/1S8k3J
Daftar Pustaka 1 download gratis di http://adf.ly/1S8kJD
Jurnal penelitian download gratis di http://adf.ly/1S8kRG
Kata Pengantar, daftar isi, daftar table, dan bagian depan lainnya download gratis di http://adf.ly/1S8kZm
Kisi-kisi Instrumen penelitian download gratis di http://adf.ly/1S8kg3
Kuesioner download gratis di http://adf.ly/1S8kmZ
PPT atau Power Point download gratis di http://adf.ly/1S8ktQ
DI BLOG INI TERDAPAT 1.000 LEBIH SKRIPSI LENGKAP DENGAN BERBAGAI JUDUL. ANDA HANYA TINGGAL MENDOWNLOAD SAJA TANPA HARUS MEMBELI ATAU MENDAFTAR ATAU SEJENISNYA. NAMUN KAMI HARAP FILE SKRIPSI DISINI HANYA DIJADIKAN BAHAN REFERENSI DAN PEMBANDING UNTUK SKRIPSI ANDA SAJA. SELAIN ITU FILE SKRIPSI YANG KAMI BERIKAN DAPAT DIJADIKAN BAHAN MAKALAH ATAU KARYA TULIS ILMIAH LAINNYA YANG ANDA KERJAKAN.
TERIMA KASIH
HORMAT KAMI,

STUDI FENOMENOLOGI KECEMASAN PADA PASIEN DENGAN ANGINA PEKTORIS.

Dalam posting ini tersedia beberapa bab dan lampiran penunjang lainnya yang berhubungan dengan judul penelitian STUDI FENOMENOLOGI KECEMASAN PADA PASIEN DENGAN ANGINA PEKTORIS.
Teori yang ada dalam penelitian ini terdiri dari teori tentang : kecemasan, pasien, dan angina pektoris.
Dalam posting ini juga terdapat jilid, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, bab 1, bab 2, bab 3, bab 4, bab 5, daftar pustaka, panduan wawancara/kuesioner, dan file pendukung lainnya yang berhubungan dengan judul penelitian STUDI FENOMENOLOGI KECEMASAN PADA PASIEN DENGAN ANGINA PEKTORIS.
Anda hanya tinggal mendownload namun harus menunggu beberapa detik untuk mendapatkan file download yang ada perlukan dari judul skripsi STUDI FENOMENOLOGI KECEMASAN PADA PASIEN DENGAN ANGINA PEKTORIS. File dalam posting ini dibagi menjadi beberapa bagian yang kami bagi untuk memudahkan anda dalam mendownload. Ajak dan beritahu teman anda atau orang-orang yang memerlukan skripsi STUDI FENOMENOLOGI KECEMASAN PADA PASIEN DENGAN ANGINA PEKTORIS.
Silahkan anda download bagian yang anda perlukan namun lebih baik download seluruh filenya agar anda mempunyai referensi utuh dari skripsi STUDI FENOMENOLOGI KECEMASAN PADA PASIEN DENGAN ANGINA PEKTORIS.
Bab 1 download gratis di http://adf.ly/1S8lEh
Bab 2 download gratis di http://adf.ly/1S8lKW
Bab 3 download gratis di http://adf.ly/1S8lQo
Bab 4 download gratis di http://adf.ly/1S8lX0
Bab 5 download gratis di http://adf.ly/1S8ldz
Daftar Pustaka 1 download gratis di http://adf.ly/1S8lkZ
Kata Pengantar, daftar isi, daftar table, dan bagian depan lainnya download gratis di http://adf.ly/1S8m67
Kisi-kisi Instrumen penelitian download gratis di http://adf.ly/1S8mMs
Kuesioner 1 download gratis di http://adf.ly/1S8mCp
Kuesioner 2 download gratis di http://adf.ly/1S8mMs
PPT atau Power Point download gratis di http://adf.ly/1S8mSj
DI BLOG INI TERDAPAT 1.000 LEBIH SKRIPSI LENGKAP DENGAN BERBAGAI JUDUL. ANDA HANYA TINGGAL MENDOWNLOAD SAJA TANPA HARUS MEMBELI ATAU MENDAFTAR ATAU SEJENISNYA. NAMUN KAMI HARAP FILE SKRIPSI DISINI HANYA DIJADIKAN BAHAN REFERENSI DAN PEMBANDING UNTUK SKRIPSI ANDA SAJA. SELAIN ITU FILE SKRIPSI YANG KAMI BERIKAN DAPAT DIJADIKAN BAHAN MAKALAH ATAU KARYA TULIS ILMIAH LAINNYA YANG ANDA KERJAKAN.
TERIMA KASIH
HORMAT KAMI,
Admin

Sabtu, 09 November 2013

Hemoglobin (HB)

Hemoglobin adalah suatu zat di dalam sel darah merah yang berfungsi mengangkut zat asam dari paru-paru ke seluruh tubuh, selain itu yang memberikan warna merah sel darah merah. Hemoglobin terdiri dari 4 molekul zat besi (heme), 2 molekul rantai globin alpha dan 2 molekul rantai globin beta. Rantai globin alpha dan beta adalah protein yang produksinya disandi oleh gen globin alpha dan beta. Setiap sifat dan fungsi fisik pada tubuh kita dikontrol oleh gen, yang bekerja sejak masa embrio. Gen terdapat di dalam setiap sel tubuh kita. Setiap gen selalu berpasangan. Satu belah gen berasal dari ibu, dan yang lainnya dari ayah. Diantara banyak gen dalam tubuh kita, terdapat sepasang gen yang mengontrol pembentukan hemoglobin pada setiap sel darah merah. Gen tersebut dinamakan gen globin. Gen-gen tersebut terdapat di dalam kromosom (Adji, 2005).
Sintesis hemoglobin (Hb) dimulai dari proeritroblas dan kemudian dilanjutkan sedikit dalam stadium retikulosit, karena ketika retikulosit meninggalkan sumsum tulang dan masuk ke aliran darah, maka retikulosit tetap membentuk sedikit hemoglobin selama beberapa hari berikutnya (Setiawan, 1997).
Perubahan hematologis sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45 – 65 % dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan kesembilan dan meningkatnya sekitar 1.000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.
Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah ibu yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25 %, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira 30 %. Akibat hemodilasi tersebut, yang mulai jelas timbul pada kehamilan 16 minggu, ibu yang mempunyai penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis (Wiknjosastro, 2002).
Salah satu penyebab penurunan Hb pada ibu hamil juga dapat disebabkan oleh bertambahnya plasma darah yang merupakan proses pengenceran darah (Saraswati, 2008).
Salah satu fungsi dari kadar hemoglobin dalam darah adalah menjaga kondisi kesehatan. Kadar hemoglobin yang cenderung normal akan memungkinkan seseorang mempunyai ketahanan dalam berkonsentrasi pada sesuatu hal (Surya, 2008).
Produksi hemoglobin biasanya ditentukan sebagai jumlah hemoglobin dalam gram (gm) bagi setiap dekaliter 200 mililiter. Produksi hemoglobin normal bergantung dari usia, awal remaja seseorang. Produksi hemoglobin yang rendah merupakan satu keadaan yang dikenali sebagai anemik. Terdapat beberapa sebab berlakunya keadaan anemik. Sebab utama biasanya kehilangan darah (kecederaan, pembedahan, pendarahan kanser kolon), kekurangan vitamin (besi, vitamin B 12 dan asam folat), masalah sumsum tulang (penggantian sumsum tulang oleh darah, pemendaman oleh rawat bedah chemotherapy, kegagalan buah pinggang (ginjal), dan hemoglobin tidak normal (anemia sel sabit) (Pramudia, 2006).

Oleh : Y. Pramudia R.

Minggu, 16 September 2012

Persalinan Yang Sehat dan Aman

Terlambat dalam mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan di tingkat keluarga untuk mencari pertolongan yang berkualitas. Terlambat dalam mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat dalam mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat di fasilitas pelayanan (Adriany, 2009).
Upaya apa yang bisa dilakukan untuk membuat ibu dan bayi selamat? Upaya yang dilakukan agar ibu dan bayi selamat adalah membawa semua ibu hamil bersalin ke fasilitas kesehatan yang memadai yang dikenal dengan Strategi Revolusi KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) (Adriany, 2009).
Agar semua ibu hamil bisa dibawa untuk bersalin pada fasilitas kesehatan yang memadai, maka diperlukan suatu perencanaan yang matang. Perencanan ini adalah salah satu kegiatan dari jejaring desa siaga, yaitu jejaring notifikasi (Adriany, 2009).

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di dunia khususnya negara berkembang. Tahun 1996 WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin (Saefuddin, 2002). Negara-negara maju untuk angka kematian maternal berkisar 5 – 10 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara-negara berkembang berkisar 750 – 1000 per 100.000 kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2005).
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia sampai saat ini masih cukup tinggi, menurut Riset Kesehatan Dasar (Risdakes) diperoleh AKI tahun 2007 adalah sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan AKI tahun 2010 sebesar 214 per 100.000 kelahiran hidup, AKI tersebut sudah jauh menurun. Namun masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 yaitu AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2010).
Penyebab kematian ibu terbanyak (90%) oleh komplikasi obstetrik yaitu hipertensi dalam kehamilan, pendarahan, infeksi dan 10 % kematian ibu disebabkan oleh faktor lain. Untuk menurunkan angka kematian ibu di Indonesia, Depkes melakukan strategi agar semua asuhan antenatal sekitar 80 % dari keseluruhan persalinan ditangani oleh tenaga kesehatan terlatih (Saefuddin, 2003).
Menurut beberapa penelitian diketahui bahwa ibu yang mengalami kematian akibat persalinan merupakan pasien yang terlambat mendapat pertolongan karena mereka datang ke rumah sakit setelah dalam kondisi kritis. Keterlambatan ini sering diakibatkan karena ketidaktahuan penolong persalinan bahwa ibu bersalin merupakan persalinan beresiko (Santoso, 2007). Ada juga penyulit persalinan, misalnya persalinan macet karena kelainan tenaga, kelainan letak janin, kelainan panggul, perdarahan pascapersalinan, dll. Penyebab terakhir adalah penyulit nifas meliputi infeksi nifas dan penyakit lain dalam masa nifas atau penanganannya (Bari, 2008).
Menurut beberapa penelitian diketahui bahwa ibu yang mengalami kematian akibat persalinan merupakan pasien yang terlambat mendapat pertolongan karena mereka datang ke rumah sakit setelah dalam kondisi kritis. Keterlambatan ini sering diakibatkan karena ketidaktahuan penolong persalinan bahwa ibu bersalin merupakan persalinan beresiko. Oleh karena itu pemilihan penolong persalinan sebelum masa bersalin tiba merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh ibu dan keluarga (Santoso, 2007).
Dengan pemilihan penolong persalinan secara dini yaitu ketika ibu hamil, maka ibu dapat mempersiapkan secara dini penolong persalinan yang sehat dan aman. Selain itu juga ibu dapat mempersiapkan biaya untuk persalinan sehingga tidak ada masalah yang menghambat ketika ibu melahirkan termasuk dalam masalah biaya persalinan (Yulia, 2011).
Banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan pertolongan persalinan. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan penolong persalinan adalah pengetahuan, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga / keadaan ekonomi, jarak ke penolong persalinan dan lain-lain (http://www.kesproinfo.com).
Menurut Yogaswara, dkk (2011), pertolongan persalinan tampaknya memegang peran penting pada kejadian kematian ibu bersalin, karena kematian sebagian besar terjadi pada saat proses persalinan. Salah satu faktor yang menyebabkan ini terjadi karena pertolongan persalinan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan, sedangkan penyebab lain diantaranya faktor rendahnya pendidikan, rendahnya ekonomi, kurangnya pengetahuan, sikap dan perilaku ibu, dan budaya. Rendahnya persalinan oleh tenaga kesehatan akan berdampak terhadap rendahnya derajat kesehatan ibu dan anak yang akan menunjukan bahwa pembangunan kesehatan di suatu daerah tidak berhasil.
Ibu hamil harus mempersiapkan dan merencanakan persalinan agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan ibu. Dalam merencanakan persalinan tersebut ibu harus dengan sedini mungkin merencanakan pula penolong persalinan, tempat bersalin, dan biaya persalinan agar ketika bersalin maka ibu hamil sudah siap menghadapinya.

Diposting Oleh Rhaditya

Jumat, 24 Agustus 2012

PENGOBATAN BIDURAN / KALIGATA

Penyebab dari biduran atau kaligata diantaranya adalah :
1. Trauma fisik yang disebabkan suhu dingin, tetapi bisa juga akibat suhu tinggi atau terik matahari
2. Terkontak benda seperti bulu binatang, serbuk sari bunga, wangi-wangian, debu dan spora jamur.
3. Obat-obatan seperti penisilin dan lain-lain
4. Makanan berprotein seperti telur, ikan, udang, kacang-kacangan dan lain-lain.
5. Gigitan serangga, seperti nyamuk, kutu dan serangga lainnya.
6. Infeksi bakteri, parasit dan cacing
7. Gangguan emosi dan gangguan hormonal
Gejala-gejala yang terjadi adalah gatal-gatal dipermukaan kulit dan bercak-bercak merah di tangan, kaki, dada dan perut. Sembuh dalam 2 – 3 hari. Terutama timbul pada malam hari saat diruang yang berAC. Bila gejala menetap disertai sesak nafas.

Diposting oleh : Heni Nuraeni

Minggu, 19 Agustus 2012

Teknik Komunikasi Terapeutik

Teknik komunikasi terapeutik menurut Nurjanah (2005) adalah sebagai berikut :
a. Mendengar aktif





Mendengar adalah teknik komunikasi yang paling penting pada komunikasi efektif. Mendengarkan akan menciptakan situasi interpersonal dari keterlibatan maksimal yang mungkin aman dan membuat klien merasa bebas. Adapun cara menjadi pendengar yang aktif adalah sebagai berikut : berfokus pada perkataan pasien, melakukan kontak mata, memposisikan diri sama dengan pasien jika memungkinkan, memberi waktu pasien untuk berbicara, merespon pasien, memberikan gerakan badan yang menunjukkan penghormatan atau kesantunan.
b. Penerimaan
Menerima adalah mendukun dan menerima informasi dengan tingkah laku yang tidak menilai dan tingkah laku yang menunjukkan ketertarikan. Penerimaan bukan berarti persetujuan. Menunjukkan penerimaan berarti kesediaan untuk mendengar tanpa hal menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan. Adapun cara menunjukkan penerimaan diantaranya : mendengar tanpa memotong pembicaraan, menyediakan umpan balik, menghindari perdebatan.





c. Klarifikasi
Klarifikasi sama dengan validasi yaitu menanyakan pada klien apa yang tidak dimengerti perawat terhadap situasi yang ada. Klarifikasi dilakukan apabila pesan yang disampaikan oleh klien belum jelas bagi perawat dan perawat mencoba memahami situasi yang digambarkan klien.





d. Fokusing
Fokusing adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk membatasi area diskusi sehingga percakapan menjadi lebih spesifik dan dimengerti.
e. Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati klien. Observasi dilakukan apabila terdapat konflik antara verbal dan non verbal klien dan tingkah laku verbal dan non verbal nyata dan tidak biasa pada klien. Misalnya : Perawat : “Kamu kelihatan gemetar dan berkeringat, kapan mulainya?”
f. Menawarkan informasi
Menyediakan tambahan informasi dengan tujuan untuk mendapatkan respon lebih lanjut. Penahanan informasi yang dilakukan saat klien membutuhkan akan mengakibatkan klien menjadi tidak percaya. Hal yang tidak boleh dilakukan adalah menasehati klien pada saat memberikan informasi.
g. Diam
Diam dilakukan dengan tujuan untuk mengorganisir pemikiran, memproses informasi, menunjukkan bahwa perawat bersedia untuk menunggu respon.


h. Assertive
Assertive adalah kemampuan dengan secara meyakinkan dan nyaman mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai hak orang lain.
i. Menyimpulkan
Membawa bersama-sama point penting dari diskusi untuk meningkatkan pemahaman. Memberi kesempatan untuk mengklarifikasi komunikasi agar sama dengan ide dalam pikiran. Misalnya : kami berkata bahwa ...., selama satu jam kita telah mendiskusikan tentang ....
j. Memberikan pengakuan
Memberi penghargaan merupakan teknik untuk memberikan pengakuan dan menandakan kesadaran. Misalnya : saya melihat anda menyisir rambutmu, saya melihat anda memakai baju dengan rapih hari itu.
k. Menawarkan diri
Menawarkan diri adalah menyediakan diri untuk respon bersyarat atau respon yang diharapkan. Misalnya : aku akan duduk menemanimu selama 15 menit.
l. Memberikan petunjuk umum
Mendukung klien untuk meneruskan. Misalnya : dan kemudian ? teruskan ?
m. Memberikan pertanyaan terbuka
Memberikan inisiatif pada klien. Mendorong klien untuk menyeleksi topik yang akan dibicarakan. Misalnya : Dari mana kamu akan mulai ? apa yang kamu pikirkan pagi ini ?.
n. Menempatkan urutan / waktu
Melakukan klarifikasi antara waktu dan kejadian atau antara satu kejadian dengan kejadian lain. Misalnya : Hal itu terjadi sebelum atau sesudah ? Apa yang terjadi sebelum itu ?
o. Mendukung deskripsi dari persepsi
Meminta klien untuk mengungkapkan secara verbal apa yang dirasakan atau diterima. Misalnya : Apa yang terjadi ? Ceritakan apa yang kau dengar ?
p. Mendukung perbandingan
Menyakan pada klien mengenai kesamaan atau perbedaan. Misalnya : Apakah hal ini pernah terjadi sebelumnya ? Apakah hal ini mengingatkanmu pada sesuatu hal ?
q. Mengulang
Mengulang adalah pengulangan pikiran utama yang diekspresikan klien. Misalnya : Kamu berkata bahwa ibumu meninggalkan mu pada saat kamu berusia 5 tahun.
r. Refleksi
Mengembalikan pikiran dan perasaan klien. Mengembalikan ide, perasaan dan pertanyaan kepada klien.
s. Eksplorasi
Mempelajari suatu topik lebih mendalam. Misalnya : Ceritakan padaku tentang apa yang telah kamu gambarkan tadi.
t. Menghadirkan realitas / kenyataan
Menyediakan informasi dengan perilaku yang tidak menilai. Misalnya : Saya tidak mendengar seorangpun bicara. Saya adalah yang merawat kamu, ini adalah rumah sakit.
u. Menunjukkan keraguan
Menyelipkan persepsi perawat mengenai realitas. Misalnya : Saya menemukan bahwa itu adalah suatu hal yang sulit untuk dipercaya. Hal itu seperti tidak biasa.
v. Seeking consensual validation
Pencarian pengertian mengenai komunikasi baik oleh perawat atau klien, membantu klien menjadi lebih jelas terhadap apa yang mereka pikirkan. Misalnya : Ceritakan pada saya apa pengertian saya sama dengan apa yang kamu mengerti .
w. Verbalizing the implied
Memverbalisasikan kata-kata yang klien tunjukkan atua anjurkan. Misalnya Klien “Istriku memaksaku seperti apa yang dilakukan ibu dan saudaraku. Perawat “Apakah menurutmu wanita itu mendominasi?”.
x. Mendukung evaluasi
Perawat membantu klien mempertimbangkan orang dan kejadian ke dalam nilai dirinya. misalnya "Apa yang kau rasakan tentang ... ?
y. Usaha menerjemahkan perasaan
Membantu klien untuk mengidentifikasi perasaan berhubungan dengan kejadian atau penyataan.
z. Menganjurkan kolaborasi
Penekanan kegiatan kerja dengan klien tidak menekan melakukan sesuatu untuk klien.
aa. Mendukung terbentuknya rencana tindakan
Memberikan kesempatan pada klien untuk mengantisipasi alternatif dari tindakan untuk masa yang akan datang.
bb. Menyediakan petunjuk
Statemen yang menunjukkan pada peran, tujuan dan batasan untuk interaksi. Hal ini akan menolong klien untuk mengetahui apa yang diharapkan dari dirinya.
cc. Komentar terbuka – tertutup
Komentar secara umum menentukan arah dari interaksi yang seharusnya dilakukan. Hal ini akan mengijinkan klien untuk memutuskan apa topik / materi yang paling relevan dan mendukung klien untuk meneruskan interaksi.
dd. Penurunan jarak
Menurunkan jarak fisik antara perawat dan klien. Hal ini menunjukkan komunikasi non verbal dimana perawat ingin terlibat dengan klien.
ee. Humor
Humor merupakan suatu hal yang penting dalam komunikasi verbal dikarenakan, tertawa mengurangi ketegangan dan rasa sakit akibat stres dan meningkatkan keberhasilan asuhan keperawatan.

Pengertian Komunikasi Terapeutik

Menurut Stuart dan Sundeen, hubungan terapeutik adalah hubungan kerjasama yang ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dalam membina hubungan intim yang terapetik.
Menurut Boyd dan Nihart bahwa komunikasi terapeutik adalah sebagai berikut :
a. Pasien harus merupakan fokus utama dalam interaksi.
b. Tingkah laku profesional mengatur hubungan terapeutik
c. Membuka diri hanya dilakukan pada saat membuka diri mempunyai tujuan terapetik
d. Kerahasiaan pasien harus dijaga
e. Kompetensi intelektual harus dikaji untuk menentukan pemahaman
f. Implementasi intervensi berdasarkan teori
g. Memberi petunjuk pasien untuk menginterprestasikan kembali pengalamannya secara rasional
h. Telusuri interaksi verbal pasien melalui statement klarifikasi dan hindari perubahan subjek/topik, jika perubahan isi topik tidak merupakan sesuatu yang sangat menarik bagi pasien.

Diposting Oleh : Andikha

Kamis, 12 Januari 2012

INISIASI MENYUSU DINI (IMD)



a. Pengertian
Inisiasi Menyusu Dini atau disingkat sebagai IMD merupakan program yang sedang gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri putting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung setelah lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu (Nugraha, 2008).
Inisiasi menyusu dini (IMD) atau dalam bahasa Inggrisnya disebut breast crawl merupakan suatu tindakan yang dilakukan manakala bayi yang lahir langsung mendapatkan ASI eksklusif yang memiliki kadar kolostrum tinggi (pada 1 jam pertama kelahiran) dengan cara meletakan bayi pada dada si ibu dan membiarkan bayi tersebut untuk menemukan puting payudara si ibu (Sutarsa, 2009).
Inisiasi Menyusu Dini atau yang dikenal sekarang dengan IMD merupakan langkah awal menuju kesuksesan menyusui, salah satu faktor penting dari pembangunan sumber daya manusia kedepan. Penelitian menunjukan bahwa mortalitas dapat ditekan dengan efektif saat kita memberikan kesempatan pada bayi untuk bersama ibunya, dengan kontak kulit dan membiarkan mereka bersama-sama minimal 1 jam Disaat itu ibu dapat merespon bayinya, memberi perhatian, memberi kehangatan dan memperkenalkan arti kehidupan dunia yang baru, sehingga bayi pun lebih tenang dan jarang menangis, bayi menjadi lebih hangat sehingga dapat menurunkan resiko kedinginan, bayi pun dapat menghadapi proses adaptasi dengan lebih baik. Indikasi IMD, Ibu dan bayi harus dalam keadaan yang stabil. Artinya, ibu dan bayi tidak memerlukan perawatan atau tindakan medis paska pesalinannya, apabila memerlukan perawatan medis (resusitasi) IMD harus dihentikan atau tidak dilakukan (Selasi, 2009).
Inisiasi Menyusu Dini adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah lahir. Hal ini merupakan kodrat dan anugrah dari Tuhan yang sudah disusun untuk kita. Melakukannya juga tidak sulit, hanya membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua jam (Wardani, 2008).
Inisiasi menyusu dini atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Jadi, sebenarnya bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan merangkak mencapai payudara (Utami, 2008)
b. Manfaat
Manfaat inisiasi menyusu dini menurut Wardani (2008) adalah sebagai berikut :
1) Anak yang dapat menyusu dini dapat mudah sekali menyusu kemudian, sehingga kegagalan menyusui akan jauh sekali berkurang. Selain mendapatkan kolostrum yang bermanfaat untuk bayi, pemberian ASI ekslusif akan menurunkan kematian.
2) ASI adalah cairan kehidupan, yang selain mengandung makanan juga mengandung penyerap. Susu formula tak diberi enzim sehingga penyerapannya tergantung enzim di usus anak. Sehingga ASI tidak ‘merebut’ enzim anak.
3) Yang sering dikeluhkan ibu-ibu adalah suplai ASI yang kurang, padahal ASI diproduksi berdasarkan demand (permintaan si bayi tersebut). Jika diambil banyak, akan diberikan banyak. Sedangkan bayi yang diberikan susu formula perlu waktu satu minggu untuk mengeluarkan zat yang tidak dibutuhkannya.
4) Pengisapan bayi pada payudara merangsang pelepasan hormon oksitosin sehingga membantu involusi uterus dan membantu mengendalikan perdarahan.
Program inisiasi menyusu dini mempunyai manfaat yang besar untuk bayi maupun ibu yang baru melahirkan. Tetapi, kurangnya pengetahuan dari orang tua, pihak medis maupun keengganan untuk melakukannya membuat Inisiasi Menyusu Dini masih jarang dipraktekkan (Wardani, 2008).
Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi (Admin, 2009).
Sedangkan menurut Selasi (2009) manfaat dari inisiasi menyusu dini adalah sebagai berikut :
1) Memberi kehangatan
Bayi baru lahir yang langsung ditempelkan pada kulit ibunya memiliki temperatur tubuh yang lebih stabil daripada bayi baru lahir yang langsung dibungkus kain. Tubuh ibu merupakan sumber kehangatan terbaik bagi bayi yang baru lahir. Ini juga berarti, dengan IMD risiko hipotermia (penurunan suhu badan) pada bayi baru lahir yang dapat menimbulkan kematian bisa dikurangi.
2) Memberi kenyamanan
Penelitian membuktikan, bayi baru lahir yang langsung diletakkan di dada ibu menangis lebih singkat ketimbang bayi baru lahir yang langsung dibungkus kain dan diletakkan di sisi ibunya selama 90 menit. Bayi yang berada di dada ibu merasa nyaman karena masih merasakan suasana rahim.
3) Adaptasi metabolis
Penelitian juga membuktikan, bayi yang berada dalam posisi breast crawl memiliki tingkat gula darah lebih baik ketimbang bayi baru lahir yang langsung dipisahkan dari ibunya dan dibungkus kain.
4) Melatih posisi mulut bayi saat menyusu
Dari 17 bayi baru lahir yang melakukan IMD, 16 di antaranya mampu langsung menyusu dengan posisi mulut yang benar. Ini akan mengurangi kesulitan posisi menyusu yang sering dikeluhkan para ibu baru.
5) Membantu pelepasan plasenta dan mengurangi pendarahan
Proses menyusu yang dilakukan bayi mungil menghasilkan hormon oksitosin yang mengalir dari kelenjar susu ke aliran darah ibu. Hormon ini membantu proses kontraksi rahim setelah persalinan guna mengeluarkan plasenta dan menutup pembuluh-pembuluh darah di dalam rahim. Hasilnya, pendarahan pasca melahirkan dapat dikurangi. Ini berarti mencegah anemia yang sering diderita para ibu.
c. Langkah-langkah Inisiasi Menyusu Dini
Menurut Wardani (2008) langkah-langkah inisiasi menyusu dini adalah sebagai berikut :
1) Sesaat setelah lahiran sehabis ari-ari dipotong, tubuh bayi dikeringkan kecuali tangannya terus diletakan di dada ibu, kulit bertemu kulit. Ternyata suhu badan ibu yang habis melahirkan 1 derajat lebih tinggi. Namun jika bayi kedinginan, otomatis suhu badan ibu jadi naik 2 derajat, dan jika bayi kepanasan, suhu badan ibu akan turun 1 derajat. Jadi Tuhan sudah mengatur bahwa ibu yang akan membawa bayi beradaptasi dengan kehidupan barunya. Setelah diletakkan di dada ibu, biasanya bayi hanya akan diam selama 20-30 menit, dan ternyata hal ini terjadi karena bayi sedang menetralisir keadaannya setelah trauma melahirkan.
2) Setelah bayi merasa lebih tenang, maka secara otomatis kaki bayi akan mulai bergerak-gerak seperti hendak merangkak. Ternyata gerakan ini pun bukanlah gerakan tanpa makna karena ternyata kaki bayi itu pasti hanya akan menginjak-injak perut ibunya di atas rahim. Gerakan ini bertujuan untuk menghentikan pendarahan ibu. Lama dari proses ini tergantung dari bayi.
3) Setelah melakukan gerakan kaki tersebut, bayi akan melanjutkan dengan mencium tangannya, ternyata bau tangan bayi sama dengan bau air ketuban. Dan juga ternyata wilayah sekitar puting ibu itu juga memiliki bau yang sama, jadi dengan mencium bau tangannya, bayi membantu untuk mengarahkan kemana dia akan bergerak. Dia akan mulai bergerak mendekati puting ibu. Ketika sudah mendekati puting si ibu, si bayi itu akan menjilat-jilat dada ibu. Ternyata jilatan ini berfungsi untuk membersihkan dada ibu dari bakteri-bakteri jahat dan begitu masuk ke tubuh bayi akan diubah menjadi bakteri yang baik dalam tubuhnya. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari bayi karena hanya bayi yang tahu seberapa banyak dia harus membersihkan dada ibu.
4) Setelah itu, bayi akan mulai meremas-remas puting susu ibu, yang bertujuan untuk merangsang supaya Air Susu Ibu (ASI) segera berproduksi dan bisa keluar. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari bayi itu.
5) Terakhir baru mulailah bayi itu menyusu.
Sedangkan menurut Admin (2009) langkah-langkah inisiasi menyusu dini adalah sebagai berikut :
1) Dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi/tidak menggunakan obat kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi terlalu banyak, dikhawatirkan akan terbawa ASI ke bayi yang nantinya akan menyusu dalam proses inisiasi menyusu dini.
2) Para petugas kesehatan yang membantu Ibu menjalani proses melahirkan, akan membantu melakukan kegiatan inisiasi menyusu dini.
3) Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan vernix (kulit putih). Vernix (kulit putih) menyamankan kulit bayi.
4) Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti.
5) Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya.
6) Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayi.
7) Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses menyusu pertama selesai.
8) Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.
9) Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung. Rawat-gabung memungkinkan ibu menyusui bayinya kapan saja si bayi menginginkannya, karena kegiatan menyusu tidak boleh dijadwal. Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan ibu, dan selain itu dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan menyusui.

Diposting oleh : Y.P. Rahayu yang diambil dari berbagai sumber

Minggu, 10 Juli 2011

Hemoglobin (HB)

Hemoglobin is a substance inside red blood cells that function to transport oxygen from the lungs throughout the body, other than that which gives the red color of red blood cells. Hemoglobin consists of four molecules of iron (heme), two molecules of alpha globin chains and two beta globin chains of molecules. Alpha and beta globin chains is a protein whose production is encoded by alpha and beta globin genes. Each of the properties and physical function in our body are controlled by genes, which worked from the time the embryo. Genes present in every cell of our bodies. Each of the genes come in pairs. One split genes derived from the mother, and the other from the father. Among the many genes in our bodies, there are a pair of genes that control the formation of hemoglobin in each red blood cell. Globin gene is called gene. These genes contained in chromosomes (Adji, 2005).
Synthesis of hemoglobin (Hb) starting from proeritroblas and then continued a bit in the reticulocyte stage, because when reticulocyte leave the bone marrow and into the bloodstream, the reticulocyte hemoglobin remained formed a little over the next few days (Setiawan, 1997).
Haematological changes in connection with pregnancy is due to changes in circulation which increased towards the placenta from the breast growth. Plasma volume increased 45-65% starting in the second trimester of pregnancy, and the maximum occurs in the ninth month and rising about 1,000 ml, decreased slightly ahead of aterm and returned to normal 3 months after parturition. Stimulation increases the volume of plasma such as placental lactogen, which causes increased secretion aldesteron.
Maternal blood volume in pregnancy increases the physiological with the melting of the mother's blood, called hidremia. Blood volume will increase, approximately 25%, with a peak of 32 weeks' gestation, followed by cardiac output rises by about 30%. Due hemodilasi, which began clearly arises in pregnancy 16 weeks, women who have heart disease can fall in a state of cardiac decompensation (Wiknjosastro, 2002).
One cause of decline in Hb in pregnant women can also be caused by increased blood plasma which is the process of blood dilution (Saraswati, 2008).
One function of hemoglobin in the blood is to maintain health conditions. Normal hemoglobin levels are likely to resistance will allow a person to have in concentrating on something (Surya, 2008).
Hemoglobin production is usually defined as the amount of hemoglobin in grams (gm) for each dekaliter 200 milliliters. The production of normal hemoglobin depends on age, one's early teens. Production of low hemoglobin is a condition that was identified as anemic. There is some validity because the anemic state. Usually the main cause of blood loss (injury, surgery, bleeding colon kanser), vitamin deficiencies (iron, vitamin B 12 and folic acid), bone marrow problems (replacement of bone marrow by blood, burial by ambulatory surgical chemotherapy, the failure of the kidneys (renal) , and abnormal hemoglobin (sickle cell anemia) (Pramudia, 2006).

By: Y. Pramudia R.

Hemoglobin (HB)

Hemoglobin adalah suatu zat di dalam sel darah merah yang berfungsi mengangkut zat asam dari paru-paru ke seluruh tubuh, selain itu yang memberikan warna merah sel darah merah. Hemoglobin terdiri dari 4 molekul zat besi (heme), 2 molekul rantai globin alpha dan 2 molekul rantai globin beta. Rantai globin alpha dan beta adalah protein yang produksinya disandi oleh gen globin alpha dan beta. Setiap sifat dan fungsi fisik pada tubuh kita dikontrol oleh gen, yang bekerja sejak masa embrio. Gen terdapat di dalam setiap sel tubuh kita. Setiap gen selalu berpasangan. Satu belah gen berasal dari ibu, dan yang lainnya dari ayah. Diantara banyak gen dalam tubuh kita, terdapat sepasang gen yang mengontrol pembentukan hemoglobin pada setiap sel darah merah. Gen tersebut dinamakan gen globin. Gen-gen tersebut terdapat di dalam kromosom (Adji, 2005).
Sintesis hemoglobin (Hb) dimulai dari proeritroblas dan kemudian dilanjutkan sedikit dalam stadium retikulosit, karena ketika retikulosit meninggalkan sumsum tulang dan masuk ke aliran darah, maka retikulosit tetap membentuk sedikit hemoglobin selama beberapa hari berikutnya (Setiawan, 1997).
Perubahan hematologis sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45 – 65 % dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan kesembilan dan meningkatnya sekitar 1.000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.
Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah ibu yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25 %, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira 30 %. Akibat hemodilasi tersebut, yang mulai jelas timbul pada kehamilan 16 minggu, ibu yang mempunyai penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis (Wiknjosastro, 2002).
Salah satu penyebab penurunan Hb pada ibu hamil juga dapat disebabkan oleh bertambahnya plasma darah yang merupakan proses pengenceran darah (Saraswati, 2008).
Salah satu fungsi dari kadar hemoglobin dalam darah adalah menjaga kondisi kesehatan. Kadar hemoglobin yang cenderung normal akan memungkinkan seseorang mempunyai ketahanan dalam berkonsentrasi pada sesuatu hal (Surya, 2008).
Produksi hemoglobin biasanya ditentukan sebagai jumlah hemoglobin dalam gram (gm) bagi setiap dekaliter 200 mililiter. Produksi hemoglobin normal bergantung dari usia, awal remaja seseorang. Produksi hemoglobin yang rendah merupakan satu keadaan yang dikenali sebagai anemik. Terdapat beberapa sebab berlakunya keadaan anemik. Sebab utama biasanya kehilangan darah (kecederaan, pembedahan, pendarahan kanser kolon), kekurangan vitamin (besi, vitamin B 12 dan asam folat), masalah sumsum tulang (penggantian sumsum tulang oleh darah, pemendaman oleh rawat bedah chemotherapy, kegagalan buah pinggang (ginjal), dan hemoglobin tidak normal (anemia sel sabit) (Pramudia, 2006).

Oleh : Y. Pramudia R.

Selasa, 05 Juli 2011

Sexual intercourse during pregnancy

Intercourse is the basic method of human reproduction. During ejaculation, which is usually accompanied by orgasm in men, a series of muscle contractions to send semen containing male gametes known as sperm cells or spermatozoa into the vaginal space.
Route followed in the vaginal space is through the cervix into the uterus and then into the fallopian tube. There are millions of sperm in each ejaculation, to increase the likelihood of a conception with an egg cell or ovum. Sperm cells can survive up to nine days in a woman's body. When an egg is fertile of women present in the fallopian tube, male gamete joins with the ovum produces fertilization and the formation of a new embryo. When a fertilized ovum has reached the uterus, it will be embedded in the wall of the uterus, known as endometrium and pregnancy begins.
Intercourse or a sexual relationship means that in principle is an act of sexual intercourse performed by humans. But in a broader sense also refers to other actions in connection or replace the act of intercourse, so it is more than merely referring to meetings between male and female genitalia.
Copulation may be preceded by courtship, which causes arousal in the pair, causing penile erection and natural lubrication of the vagina.
To start a sexual relationship, which has erect penis is inserted into the vagina and one or both partners move her legs to make the penis move back and forth inside the vagina and produce friction, without completely removing the penis in full. Thus, they stimulate themselves or partner until orgasm and ejaculation obtained. Penetration with a penis is also known as intromission, or by the Latin name immissio penis.
The term penetration is used to describe a condition in which the male genitalia is inserted into the vagina. It is not always a ritual that required to achieve the pleasure and enjoyment in sex. Sexual activity without penetration is usually acted by teenagers.
In addition to physical changes, women who are pregnant usually have changing needs for attention and intimacy in a relationship with her partner. From the emosianal, pregnant women are more sensitive, and intimacy can already feel them by touch or just talk in private with the couple in bed holding hands, even so sex was not prohibited during pregnancy (IDAI, 2006).
Some things to watch out for the expectant mother and her partner during sexual intercourse are:
a. Woman on top position or a sideways position is comfortable for pregnant women.
b. Before doing a deep penetration, which should take precedence is the convenience and freedom of pregnant women.
c. The use of foreign objects around the vagina or sex aids, as much as possible be avoided.
d. Understanding, empathy, creativity and humor is an aspect that should be there when having sexual intercourse during pregnancy.
e. pregnant women are entitled to say 'No'
f. If you have a high risk pregnancy, penetration and orgasm should be avoided until the doctor declared safe. Stimulation through the nipple should also be avoided in pregnancy conditions like this.
g. Avoid penetration if the water breaks.
h. Sexual contact of any kind should be avoided if the pregnant woman or her partner has been contaminated or exposed to HIV virus. Use condoms if they still want to engage in sexual activity.
According Supriyanto (2009), sexual intercourse or orgasm is not dangerous to infants because of the mucus of the cervix (the cervix) from the mother that help fight germs or infection that will go into the door of the womb. But if it is included in high-risk pregnancies or complications it is estimated there are pregnant women should consult with your healthcare provider before sexual intercourse. There are some cases which require that pregnant women abstain from sex during pregnancy, namely:
a. The threat of miscarriage or a history of miscarriage
b. The placenta lies low (placenta previa)
c. A history of preterm birth
d. Vaginal bleeding or discharge of an unknown cause and cramps
e. Dilation or widening servisk
f. Sexually transmitted diseases
Pregnancy does not mean unable to have sexual intercourse. But getting bigger during pregnancy, it is necessary to choose several positions safe sex. The principle is still able to perform the marital relationship during pregnancy 9 months, unless there are medical reasons and on the advice of health workers not to have sexual intercourse (Supriyanto, 2009).
According Supriyanto (2009), the following is a good sexual positions during pregnancy:
a. The position of all fours
Having sex with all fours position may be comfortable for older pregnant women. This position is not pressing on the abdomen and breasts.
b. Sideways position
At mid-gestation, sex with laterally opposite may be suitable for pregnant women.
c. The position on the flank and leg
The position on the husband to allow pregnant women flanking feet control the depth and angle of penetration in accordance with the husband wants. This position also loosened the pressure on the abdomen of pregnant women.
d. The woman on top
This position is most comfortable for many pregnant women, especially since pregnant women can control the depth of penetration.
e. Sitting position
This position is usually in mid or advanced pregnancy which does not require much movement. Men and women sit on it sat facing each other or back to the man when the stomach is very big. This position also allows her to control the depth of penetration.
f. The position of the man on top but lie
Only half of the body, the position is quite safe from her husband can control themselves, so that his wife still does not suppress stomach.
According Rostiawati (2008), only a few positions that should be avoided during pregnancy. One clear example is to avoid heavy loads, direct pressure on the enlarged uterus, during intercourse.

Hubungan seksual selama hamil

Persetubuhan adalah metode dasar reproduksi manusia. Selama ejakulasi, yang umumnya disertai dengan orgasme pada pria, serangkaian kontraksi otot mengirimkan air mani yang berisi gamet pria yang dikenal sebagai sel sperma atau spermatozoa ke dalam ruang vagina.
Rute yang dilalui dalam ruang vagina adalah melalui cervix menuju rahim dan kemudian menuju ke tuba fallopi. Jutaan sperma terdapat dalam setiap ejakulasi, untuk meningkatkan kemungkinan sebuah pembuahan dengan sel telur atau ovum. Sel sperma dapat bertahan hingga sembilan hari dalam tubuh wanita. Ketika sebuah sel telur yang subur dari wanita terdapat dalam tuba fallopi, gamet pria bergabung dengan ovum menghasilkan pembuahan dan pembentukan sebuah embrio baru. Ketika sebuah ovum yang telah terbuahi mencapai rahim, ia akan tertanam pada dinding uterus, yang dikenal dengan endometrium dan kehamilan dimulai.
Persetubuhan atau hubungan seksual artinya secara prinsip adalah tindakan sanggama yang dilakukan oleh manusia. Akan tetapi dalam arti yang lebih luas juga merujuk pada tindakan-tindakan lain yang sehubungan atau menggantikan tindakan sanggama, jadi lebih dari sekedar merujuk pada pertemuan antar alat kelamin lelaki dan perempuan.
Persetubuhan mungkin didahului dengan percumbuan, yang menyebabkan gairah pada pasangan, menyebabkan penis mengalami ereksi dan pelumasan alami pada vagina.
Untuk memulai sebuah hubungan seksual, penis yang telah ereksi dimasukkan ke dalam vagina dan salah satu partner atau keduanya menggerakkan pahanya untuk membuat penis bergerak maju dan mundur di dalam vagina dan menghasilkan gesekan, tanpa sama sekali mengeluarkan penis secara penuh. Dengan demikian, mereka merangsang diri sendiri maupun partnernya hingga orgasme dan ejakulasi diperoleh. Penetrasi dengan penis juga dikenal dengan intromission atau dengan nama Latin immissio penis.
Istilah Penetrasi digunakan untuk menggambarkan kondisi di mana alat kelamin pria dimasukkan ke dalam vagina. Hal ini tidak selamanya menjadi ritual yang wajib untuk mencapai kesenangan dan kenikmatan dalam berhubungan seks. Aktivitas seks tanpa melakukan penetrasi biasanya dilakoni oleh kaum remaja.
Selain perubahan fisik, wanita yang sedang hamil biasanya memiliki perubahan kebutuhan akan perhatian dan keintiman dalam hubungan dengan pasangannya. Dari sisi emosianal, wanita hamil lebih sensitif, dan keintiman sudah bisa mereka rasakan lewat sentuhan atau sekedar bicara berdua dengan pasangan di tempat tidur sambil berpegangan tangan, meski begitu hubungan seks sama sekali tidak dilarang selama masa kehamilan (IDAI, 2006).
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh ibu hamil dan pasangannya ketika melakukan hubungan seksual adalah :
a. Posisi woman on top atau menyamping adalah posisi yang nyaman untuk wanita hamil.
b. Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil.
c. Penggunaan benda asing di sekitar vagina atau alat bantu seks, sebisa mungkin dihindari.
d. Rasa pengertian, empati, kreatifitas dan humor adalah aspek yang sebaiknya ada ketika melakukan hubungan seksual pada saat kehamilan.
e. ibu hamil berhak mengatakan ’Tidak’
f. Jika kehamilannya memiliki resiko tinggi, penetrasi dan orgasme sebaiknya dihindari sampai dokter menyatakan aman. Rangsangan melalui puting juga harus dihindari pada kondisi kehamilan seperti ini.
g. Hindari penetrasi jika air ketuban pecah.
h. Kontak seksual dalam bentuk apa pun harus dihindari jika ibu hamil atau pasangannya telah terkontaminasi atau terkena virus HIV. Gunakan kondom jika memang tetap ingin melakukan aktivitas seksual.
Menurut Supriyanto (2009), hubungan seksual ataupun orgasme tidak berbahaya untuk bayi karena adanya lendir dari cervik (mulut rahim) dari ibu yang membantu melawan kuman atau infeksi yang akan masuk ke pintu rahim. Tetapi jika kehamilan termasuk dalam resiko tinggi atau diperkirakan ada komplikasi maka sebaiknya ibu hamil berkonsultasi dengan tenaga kesehatan terlebih dahulu sebelum melakukan hubungan seksual. Ada beberapa kasus yang mengharuskan ibu hamil tidak melakukan hubungan seksual selama hamil, yaitu :
a. Ancaman keguguran atau riwayat keguguran
b. Plasenta letak rendah (plasenta previa)
c. Riwayat kelahiran prematur
d. Perdarahan vagina atau keluar cairan yang tidak diketahui penyebab serta kram
e. Dilatasi atau pelebaran servisk
f. Penyakit menular seksual
Kehamilan bukan berarti tidak dapat melakukan hubungan seksual. Tetapi saat kehamilan semakin membesar, maka perlu memilih beberapa posisi hubungan seks yang aman. Prinsipnya adalah tetap dapat melakukan hubungan suami istri selama hamil 9 bulan, kecuali ada alasan medis dan atas saran dari petugas kesehatan untuk tidak melakukan hubungan seksual (Supriyanto, 2009).
Menurut Supriyanto (2009), berikut ini adalah posisi hubungan seksual yang baik selama kehamilan :
a. Posisi all fours
Berhubungan seks dengan posisi all fours mungkin terasa nyaman bagi ibu hamil tua. Posisi ini tidak menekan perut dan payudara.
b. Posisi menyamping
Di usia kehamilan pertengahan, berhubungan seks dengan cara menyamping berhadapan mungkin cocok untuk ibu hamil.
c. Posisi di atas dan kaki mengapit
Posisi di atas suami dengan kaki mengapitnya memungkinkan ibu hamil mengontrol kedalaman dan sudut penetrasi sesuai dengan yang suami inginkan. Posisi ini juga meniadakan tekanan terhadap perut ibu hamil.
d. Posisi wanita di atas
Posisi ini paling nyaman untuk banyak ibu hamil terutama karena wanita hamil dapat mengontrol kedalaman penetrasi.
e. Posisi duduk
Posisi ini biasanya pada kehamilan pertengahan atau lanjut dimana tidak memerlukan banyak gerakan. Pria duduk dan wanita duduk diatasnya saling berhadapan atau membelakangi yang pria bila perut sudah sangat besar. Posisi ini juga memungkinkan wanita untuk mengontrol kedalaman penetrasi.
f. Posisi laki-laki di atas tetapi berbaring
Hanya separuh tubuh, posisi ini cukup aman asal suami dapat mengontrol diri, sehingga tubuhnya tetap tidak menekan perut istri.
Menurut Rostiawati (2008), hanya beberapa posisi yang harus dihindari selama kehamilan. Salah satu contoh yang jelas adalah menghindari beban berat, tekanan langsung pada uterus yang membesar, saat berhubungan seksual.