Welcome to my blog

welcome to my life

Selasa, 05 Juli 2011

Hubungan seksual selama hamil

Persetubuhan adalah metode dasar reproduksi manusia. Selama ejakulasi, yang umumnya disertai dengan orgasme pada pria, serangkaian kontraksi otot mengirimkan air mani yang berisi gamet pria yang dikenal sebagai sel sperma atau spermatozoa ke dalam ruang vagina.
Rute yang dilalui dalam ruang vagina adalah melalui cervix menuju rahim dan kemudian menuju ke tuba fallopi. Jutaan sperma terdapat dalam setiap ejakulasi, untuk meningkatkan kemungkinan sebuah pembuahan dengan sel telur atau ovum. Sel sperma dapat bertahan hingga sembilan hari dalam tubuh wanita. Ketika sebuah sel telur yang subur dari wanita terdapat dalam tuba fallopi, gamet pria bergabung dengan ovum menghasilkan pembuahan dan pembentukan sebuah embrio baru. Ketika sebuah ovum yang telah terbuahi mencapai rahim, ia akan tertanam pada dinding uterus, yang dikenal dengan endometrium dan kehamilan dimulai.
Persetubuhan atau hubungan seksual artinya secara prinsip adalah tindakan sanggama yang dilakukan oleh manusia. Akan tetapi dalam arti yang lebih luas juga merujuk pada tindakan-tindakan lain yang sehubungan atau menggantikan tindakan sanggama, jadi lebih dari sekedar merujuk pada pertemuan antar alat kelamin lelaki dan perempuan.
Persetubuhan mungkin didahului dengan percumbuan, yang menyebabkan gairah pada pasangan, menyebabkan penis mengalami ereksi dan pelumasan alami pada vagina.
Untuk memulai sebuah hubungan seksual, penis yang telah ereksi dimasukkan ke dalam vagina dan salah satu partner atau keduanya menggerakkan pahanya untuk membuat penis bergerak maju dan mundur di dalam vagina dan menghasilkan gesekan, tanpa sama sekali mengeluarkan penis secara penuh. Dengan demikian, mereka merangsang diri sendiri maupun partnernya hingga orgasme dan ejakulasi diperoleh. Penetrasi dengan penis juga dikenal dengan intromission atau dengan nama Latin immissio penis.
Istilah Penetrasi digunakan untuk menggambarkan kondisi di mana alat kelamin pria dimasukkan ke dalam vagina. Hal ini tidak selamanya menjadi ritual yang wajib untuk mencapai kesenangan dan kenikmatan dalam berhubungan seks. Aktivitas seks tanpa melakukan penetrasi biasanya dilakoni oleh kaum remaja.
Selain perubahan fisik, wanita yang sedang hamil biasanya memiliki perubahan kebutuhan akan perhatian dan keintiman dalam hubungan dengan pasangannya. Dari sisi emosianal, wanita hamil lebih sensitif, dan keintiman sudah bisa mereka rasakan lewat sentuhan atau sekedar bicara berdua dengan pasangan di tempat tidur sambil berpegangan tangan, meski begitu hubungan seks sama sekali tidak dilarang selama masa kehamilan (IDAI, 2006).
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh ibu hamil dan pasangannya ketika melakukan hubungan seksual adalah :
a. Posisi woman on top atau menyamping adalah posisi yang nyaman untuk wanita hamil.
b. Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil.
c. Penggunaan benda asing di sekitar vagina atau alat bantu seks, sebisa mungkin dihindari.
d. Rasa pengertian, empati, kreatifitas dan humor adalah aspek yang sebaiknya ada ketika melakukan hubungan seksual pada saat kehamilan.
e. ibu hamil berhak mengatakan ’Tidak’
f. Jika kehamilannya memiliki resiko tinggi, penetrasi dan orgasme sebaiknya dihindari sampai dokter menyatakan aman. Rangsangan melalui puting juga harus dihindari pada kondisi kehamilan seperti ini.
g. Hindari penetrasi jika air ketuban pecah.
h. Kontak seksual dalam bentuk apa pun harus dihindari jika ibu hamil atau pasangannya telah terkontaminasi atau terkena virus HIV. Gunakan kondom jika memang tetap ingin melakukan aktivitas seksual.
Menurut Supriyanto (2009), hubungan seksual ataupun orgasme tidak berbahaya untuk bayi karena adanya lendir dari cervik (mulut rahim) dari ibu yang membantu melawan kuman atau infeksi yang akan masuk ke pintu rahim. Tetapi jika kehamilan termasuk dalam resiko tinggi atau diperkirakan ada komplikasi maka sebaiknya ibu hamil berkonsultasi dengan tenaga kesehatan terlebih dahulu sebelum melakukan hubungan seksual. Ada beberapa kasus yang mengharuskan ibu hamil tidak melakukan hubungan seksual selama hamil, yaitu :
a. Ancaman keguguran atau riwayat keguguran
b. Plasenta letak rendah (plasenta previa)
c. Riwayat kelahiran prematur
d. Perdarahan vagina atau keluar cairan yang tidak diketahui penyebab serta kram
e. Dilatasi atau pelebaran servisk
f. Penyakit menular seksual
Kehamilan bukan berarti tidak dapat melakukan hubungan seksual. Tetapi saat kehamilan semakin membesar, maka perlu memilih beberapa posisi hubungan seks yang aman. Prinsipnya adalah tetap dapat melakukan hubungan suami istri selama hamil 9 bulan, kecuali ada alasan medis dan atas saran dari petugas kesehatan untuk tidak melakukan hubungan seksual (Supriyanto, 2009).
Menurut Supriyanto (2009), berikut ini adalah posisi hubungan seksual yang baik selama kehamilan :
a. Posisi all fours
Berhubungan seks dengan posisi all fours mungkin terasa nyaman bagi ibu hamil tua. Posisi ini tidak menekan perut dan payudara.
b. Posisi menyamping
Di usia kehamilan pertengahan, berhubungan seks dengan cara menyamping berhadapan mungkin cocok untuk ibu hamil.
c. Posisi di atas dan kaki mengapit
Posisi di atas suami dengan kaki mengapitnya memungkinkan ibu hamil mengontrol kedalaman dan sudut penetrasi sesuai dengan yang suami inginkan. Posisi ini juga meniadakan tekanan terhadap perut ibu hamil.
d. Posisi wanita di atas
Posisi ini paling nyaman untuk banyak ibu hamil terutama karena wanita hamil dapat mengontrol kedalaman penetrasi.
e. Posisi duduk
Posisi ini biasanya pada kehamilan pertengahan atau lanjut dimana tidak memerlukan banyak gerakan. Pria duduk dan wanita duduk diatasnya saling berhadapan atau membelakangi yang pria bila perut sudah sangat besar. Posisi ini juga memungkinkan wanita untuk mengontrol kedalaman penetrasi.
f. Posisi laki-laki di atas tetapi berbaring
Hanya separuh tubuh, posisi ini cukup aman asal suami dapat mengontrol diri, sehingga tubuhnya tetap tidak menekan perut istri.
Menurut Rostiawati (2008), hanya beberapa posisi yang harus dihindari selama kehamilan. Salah satu contoh yang jelas adalah menghindari beban berat, tekanan langsung pada uterus yang membesar, saat berhubungan seksual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar