Welcome to my blog

welcome to my life

Kamis, 12 Januari 2012

INISIASI MENYUSU DINI (IMD)



a. Pengertian
Inisiasi Menyusu Dini atau disingkat sebagai IMD merupakan program yang sedang gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri putting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung setelah lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu (Nugraha, 2008).
Inisiasi menyusu dini (IMD) atau dalam bahasa Inggrisnya disebut breast crawl merupakan suatu tindakan yang dilakukan manakala bayi yang lahir langsung mendapatkan ASI eksklusif yang memiliki kadar kolostrum tinggi (pada 1 jam pertama kelahiran) dengan cara meletakan bayi pada dada si ibu dan membiarkan bayi tersebut untuk menemukan puting payudara si ibu (Sutarsa, 2009).
Inisiasi Menyusu Dini atau yang dikenal sekarang dengan IMD merupakan langkah awal menuju kesuksesan menyusui, salah satu faktor penting dari pembangunan sumber daya manusia kedepan. Penelitian menunjukan bahwa mortalitas dapat ditekan dengan efektif saat kita memberikan kesempatan pada bayi untuk bersama ibunya, dengan kontak kulit dan membiarkan mereka bersama-sama minimal 1 jam Disaat itu ibu dapat merespon bayinya, memberi perhatian, memberi kehangatan dan memperkenalkan arti kehidupan dunia yang baru, sehingga bayi pun lebih tenang dan jarang menangis, bayi menjadi lebih hangat sehingga dapat menurunkan resiko kedinginan, bayi pun dapat menghadapi proses adaptasi dengan lebih baik. Indikasi IMD, Ibu dan bayi harus dalam keadaan yang stabil. Artinya, ibu dan bayi tidak memerlukan perawatan atau tindakan medis paska pesalinannya, apabila memerlukan perawatan medis (resusitasi) IMD harus dihentikan atau tidak dilakukan (Selasi, 2009).
Inisiasi Menyusu Dini adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah lahir. Hal ini merupakan kodrat dan anugrah dari Tuhan yang sudah disusun untuk kita. Melakukannya juga tidak sulit, hanya membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua jam (Wardani, 2008).
Inisiasi menyusu dini atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Jadi, sebenarnya bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan merangkak mencapai payudara (Utami, 2008)
b. Manfaat
Manfaat inisiasi menyusu dini menurut Wardani (2008) adalah sebagai berikut :
1) Anak yang dapat menyusu dini dapat mudah sekali menyusu kemudian, sehingga kegagalan menyusui akan jauh sekali berkurang. Selain mendapatkan kolostrum yang bermanfaat untuk bayi, pemberian ASI ekslusif akan menurunkan kematian.
2) ASI adalah cairan kehidupan, yang selain mengandung makanan juga mengandung penyerap. Susu formula tak diberi enzim sehingga penyerapannya tergantung enzim di usus anak. Sehingga ASI tidak ‘merebut’ enzim anak.
3) Yang sering dikeluhkan ibu-ibu adalah suplai ASI yang kurang, padahal ASI diproduksi berdasarkan demand (permintaan si bayi tersebut). Jika diambil banyak, akan diberikan banyak. Sedangkan bayi yang diberikan susu formula perlu waktu satu minggu untuk mengeluarkan zat yang tidak dibutuhkannya.
4) Pengisapan bayi pada payudara merangsang pelepasan hormon oksitosin sehingga membantu involusi uterus dan membantu mengendalikan perdarahan.
Program inisiasi menyusu dini mempunyai manfaat yang besar untuk bayi maupun ibu yang baru melahirkan. Tetapi, kurangnya pengetahuan dari orang tua, pihak medis maupun keengganan untuk melakukannya membuat Inisiasi Menyusu Dini masih jarang dipraktekkan (Wardani, 2008).
Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi (Admin, 2009).
Sedangkan menurut Selasi (2009) manfaat dari inisiasi menyusu dini adalah sebagai berikut :
1) Memberi kehangatan
Bayi baru lahir yang langsung ditempelkan pada kulit ibunya memiliki temperatur tubuh yang lebih stabil daripada bayi baru lahir yang langsung dibungkus kain. Tubuh ibu merupakan sumber kehangatan terbaik bagi bayi yang baru lahir. Ini juga berarti, dengan IMD risiko hipotermia (penurunan suhu badan) pada bayi baru lahir yang dapat menimbulkan kematian bisa dikurangi.
2) Memberi kenyamanan
Penelitian membuktikan, bayi baru lahir yang langsung diletakkan di dada ibu menangis lebih singkat ketimbang bayi baru lahir yang langsung dibungkus kain dan diletakkan di sisi ibunya selama 90 menit. Bayi yang berada di dada ibu merasa nyaman karena masih merasakan suasana rahim.
3) Adaptasi metabolis
Penelitian juga membuktikan, bayi yang berada dalam posisi breast crawl memiliki tingkat gula darah lebih baik ketimbang bayi baru lahir yang langsung dipisahkan dari ibunya dan dibungkus kain.
4) Melatih posisi mulut bayi saat menyusu
Dari 17 bayi baru lahir yang melakukan IMD, 16 di antaranya mampu langsung menyusu dengan posisi mulut yang benar. Ini akan mengurangi kesulitan posisi menyusu yang sering dikeluhkan para ibu baru.
5) Membantu pelepasan plasenta dan mengurangi pendarahan
Proses menyusu yang dilakukan bayi mungil menghasilkan hormon oksitosin yang mengalir dari kelenjar susu ke aliran darah ibu. Hormon ini membantu proses kontraksi rahim setelah persalinan guna mengeluarkan plasenta dan menutup pembuluh-pembuluh darah di dalam rahim. Hasilnya, pendarahan pasca melahirkan dapat dikurangi. Ini berarti mencegah anemia yang sering diderita para ibu.
c. Langkah-langkah Inisiasi Menyusu Dini
Menurut Wardani (2008) langkah-langkah inisiasi menyusu dini adalah sebagai berikut :
1) Sesaat setelah lahiran sehabis ari-ari dipotong, tubuh bayi dikeringkan kecuali tangannya terus diletakan di dada ibu, kulit bertemu kulit. Ternyata suhu badan ibu yang habis melahirkan 1 derajat lebih tinggi. Namun jika bayi kedinginan, otomatis suhu badan ibu jadi naik 2 derajat, dan jika bayi kepanasan, suhu badan ibu akan turun 1 derajat. Jadi Tuhan sudah mengatur bahwa ibu yang akan membawa bayi beradaptasi dengan kehidupan barunya. Setelah diletakkan di dada ibu, biasanya bayi hanya akan diam selama 20-30 menit, dan ternyata hal ini terjadi karena bayi sedang menetralisir keadaannya setelah trauma melahirkan.
2) Setelah bayi merasa lebih tenang, maka secara otomatis kaki bayi akan mulai bergerak-gerak seperti hendak merangkak. Ternyata gerakan ini pun bukanlah gerakan tanpa makna karena ternyata kaki bayi itu pasti hanya akan menginjak-injak perut ibunya di atas rahim. Gerakan ini bertujuan untuk menghentikan pendarahan ibu. Lama dari proses ini tergantung dari bayi.
3) Setelah melakukan gerakan kaki tersebut, bayi akan melanjutkan dengan mencium tangannya, ternyata bau tangan bayi sama dengan bau air ketuban. Dan juga ternyata wilayah sekitar puting ibu itu juga memiliki bau yang sama, jadi dengan mencium bau tangannya, bayi membantu untuk mengarahkan kemana dia akan bergerak. Dia akan mulai bergerak mendekati puting ibu. Ketika sudah mendekati puting si ibu, si bayi itu akan menjilat-jilat dada ibu. Ternyata jilatan ini berfungsi untuk membersihkan dada ibu dari bakteri-bakteri jahat dan begitu masuk ke tubuh bayi akan diubah menjadi bakteri yang baik dalam tubuhnya. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari bayi karena hanya bayi yang tahu seberapa banyak dia harus membersihkan dada ibu.
4) Setelah itu, bayi akan mulai meremas-remas puting susu ibu, yang bertujuan untuk merangsang supaya Air Susu Ibu (ASI) segera berproduksi dan bisa keluar. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari bayi itu.
5) Terakhir baru mulailah bayi itu menyusu.
Sedangkan menurut Admin (2009) langkah-langkah inisiasi menyusu dini adalah sebagai berikut :
1) Dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi/tidak menggunakan obat kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi terlalu banyak, dikhawatirkan akan terbawa ASI ke bayi yang nantinya akan menyusu dalam proses inisiasi menyusu dini.
2) Para petugas kesehatan yang membantu Ibu menjalani proses melahirkan, akan membantu melakukan kegiatan inisiasi menyusu dini.
3) Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan vernix (kulit putih). Vernix (kulit putih) menyamankan kulit bayi.
4) Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti.
5) Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya.
6) Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayi.
7) Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses menyusu pertama selesai.
8) Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.
9) Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung. Rawat-gabung memungkinkan ibu menyusui bayinya kapan saja si bayi menginginkannya, karena kegiatan menyusu tidak boleh dijadwal. Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan ibu, dan selain itu dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan menyusui.

Diposting oleh : Y.P. Rahayu yang diambil dari berbagai sumber