Welcome to my blog

welcome to my life

Minggu, 16 September 2012

Persalinan Yang Sehat dan Aman

Terlambat dalam mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan di tingkat keluarga untuk mencari pertolongan yang berkualitas. Terlambat dalam mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat dalam mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat di fasilitas pelayanan (Adriany, 2009).
Upaya apa yang bisa dilakukan untuk membuat ibu dan bayi selamat? Upaya yang dilakukan agar ibu dan bayi selamat adalah membawa semua ibu hamil bersalin ke fasilitas kesehatan yang memadai yang dikenal dengan Strategi Revolusi KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) (Adriany, 2009).
Agar semua ibu hamil bisa dibawa untuk bersalin pada fasilitas kesehatan yang memadai, maka diperlukan suatu perencanaan yang matang. Perencanan ini adalah salah satu kegiatan dari jejaring desa siaga, yaitu jejaring notifikasi (Adriany, 2009).

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di dunia khususnya negara berkembang. Tahun 1996 WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin (Saefuddin, 2002). Negara-negara maju untuk angka kematian maternal berkisar 5 – 10 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara-negara berkembang berkisar 750 – 1000 per 100.000 kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2005).
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia sampai saat ini masih cukup tinggi, menurut Riset Kesehatan Dasar (Risdakes) diperoleh AKI tahun 2007 adalah sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan AKI tahun 2010 sebesar 214 per 100.000 kelahiran hidup, AKI tersebut sudah jauh menurun. Namun masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 yaitu AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2010).
Penyebab kematian ibu terbanyak (90%) oleh komplikasi obstetrik yaitu hipertensi dalam kehamilan, pendarahan, infeksi dan 10 % kematian ibu disebabkan oleh faktor lain. Untuk menurunkan angka kematian ibu di Indonesia, Depkes melakukan strategi agar semua asuhan antenatal sekitar 80 % dari keseluruhan persalinan ditangani oleh tenaga kesehatan terlatih (Saefuddin, 2003).
Menurut beberapa penelitian diketahui bahwa ibu yang mengalami kematian akibat persalinan merupakan pasien yang terlambat mendapat pertolongan karena mereka datang ke rumah sakit setelah dalam kondisi kritis. Keterlambatan ini sering diakibatkan karena ketidaktahuan penolong persalinan bahwa ibu bersalin merupakan persalinan beresiko (Santoso, 2007). Ada juga penyulit persalinan, misalnya persalinan macet karena kelainan tenaga, kelainan letak janin, kelainan panggul, perdarahan pascapersalinan, dll. Penyebab terakhir adalah penyulit nifas meliputi infeksi nifas dan penyakit lain dalam masa nifas atau penanganannya (Bari, 2008).
Menurut beberapa penelitian diketahui bahwa ibu yang mengalami kematian akibat persalinan merupakan pasien yang terlambat mendapat pertolongan karena mereka datang ke rumah sakit setelah dalam kondisi kritis. Keterlambatan ini sering diakibatkan karena ketidaktahuan penolong persalinan bahwa ibu bersalin merupakan persalinan beresiko. Oleh karena itu pemilihan penolong persalinan sebelum masa bersalin tiba merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh ibu dan keluarga (Santoso, 2007).
Dengan pemilihan penolong persalinan secara dini yaitu ketika ibu hamil, maka ibu dapat mempersiapkan secara dini penolong persalinan yang sehat dan aman. Selain itu juga ibu dapat mempersiapkan biaya untuk persalinan sehingga tidak ada masalah yang menghambat ketika ibu melahirkan termasuk dalam masalah biaya persalinan (Yulia, 2011).
Banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan pertolongan persalinan. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan penolong persalinan adalah pengetahuan, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga / keadaan ekonomi, jarak ke penolong persalinan dan lain-lain (http://www.kesproinfo.com).
Menurut Yogaswara, dkk (2011), pertolongan persalinan tampaknya memegang peran penting pada kejadian kematian ibu bersalin, karena kematian sebagian besar terjadi pada saat proses persalinan. Salah satu faktor yang menyebabkan ini terjadi karena pertolongan persalinan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan, sedangkan penyebab lain diantaranya faktor rendahnya pendidikan, rendahnya ekonomi, kurangnya pengetahuan, sikap dan perilaku ibu, dan budaya. Rendahnya persalinan oleh tenaga kesehatan akan berdampak terhadap rendahnya derajat kesehatan ibu dan anak yang akan menunjukan bahwa pembangunan kesehatan di suatu daerah tidak berhasil.
Ibu hamil harus mempersiapkan dan merencanakan persalinan agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan ibu. Dalam merencanakan persalinan tersebut ibu harus dengan sedini mungkin merencanakan pula penolong persalinan, tempat bersalin, dan biaya persalinan agar ketika bersalin maka ibu hamil sudah siap menghadapinya.

Diposting Oleh Rhaditya

Jumat, 24 Agustus 2012

PENGOBATAN BIDURAN / KALIGATA

Penyebab dari biduran atau kaligata diantaranya adalah :
1. Trauma fisik yang disebabkan suhu dingin, tetapi bisa juga akibat suhu tinggi atau terik matahari
2. Terkontak benda seperti bulu binatang, serbuk sari bunga, wangi-wangian, debu dan spora jamur.
3. Obat-obatan seperti penisilin dan lain-lain
4. Makanan berprotein seperti telur, ikan, udang, kacang-kacangan dan lain-lain.
5. Gigitan serangga, seperti nyamuk, kutu dan serangga lainnya.
6. Infeksi bakteri, parasit dan cacing
7. Gangguan emosi dan gangguan hormonal
Gejala-gejala yang terjadi adalah gatal-gatal dipermukaan kulit dan bercak-bercak merah di tangan, kaki, dada dan perut. Sembuh dalam 2 – 3 hari. Terutama timbul pada malam hari saat diruang yang berAC. Bila gejala menetap disertai sesak nafas.

Diposting oleh : Heni Nuraeni

Minggu, 19 Agustus 2012

Teknik Komunikasi Terapeutik

Teknik komunikasi terapeutik menurut Nurjanah (2005) adalah sebagai berikut :
a. Mendengar aktif





Mendengar adalah teknik komunikasi yang paling penting pada komunikasi efektif. Mendengarkan akan menciptakan situasi interpersonal dari keterlibatan maksimal yang mungkin aman dan membuat klien merasa bebas. Adapun cara menjadi pendengar yang aktif adalah sebagai berikut : berfokus pada perkataan pasien, melakukan kontak mata, memposisikan diri sama dengan pasien jika memungkinkan, memberi waktu pasien untuk berbicara, merespon pasien, memberikan gerakan badan yang menunjukkan penghormatan atau kesantunan.
b. Penerimaan
Menerima adalah mendukun dan menerima informasi dengan tingkah laku yang tidak menilai dan tingkah laku yang menunjukkan ketertarikan. Penerimaan bukan berarti persetujuan. Menunjukkan penerimaan berarti kesediaan untuk mendengar tanpa hal menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan. Adapun cara menunjukkan penerimaan diantaranya : mendengar tanpa memotong pembicaraan, menyediakan umpan balik, menghindari perdebatan.





c. Klarifikasi
Klarifikasi sama dengan validasi yaitu menanyakan pada klien apa yang tidak dimengerti perawat terhadap situasi yang ada. Klarifikasi dilakukan apabila pesan yang disampaikan oleh klien belum jelas bagi perawat dan perawat mencoba memahami situasi yang digambarkan klien.





d. Fokusing
Fokusing adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk membatasi area diskusi sehingga percakapan menjadi lebih spesifik dan dimengerti.
e. Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati klien. Observasi dilakukan apabila terdapat konflik antara verbal dan non verbal klien dan tingkah laku verbal dan non verbal nyata dan tidak biasa pada klien. Misalnya : Perawat : “Kamu kelihatan gemetar dan berkeringat, kapan mulainya?”
f. Menawarkan informasi
Menyediakan tambahan informasi dengan tujuan untuk mendapatkan respon lebih lanjut. Penahanan informasi yang dilakukan saat klien membutuhkan akan mengakibatkan klien menjadi tidak percaya. Hal yang tidak boleh dilakukan adalah menasehati klien pada saat memberikan informasi.
g. Diam
Diam dilakukan dengan tujuan untuk mengorganisir pemikiran, memproses informasi, menunjukkan bahwa perawat bersedia untuk menunggu respon.


h. Assertive
Assertive adalah kemampuan dengan secara meyakinkan dan nyaman mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai hak orang lain.
i. Menyimpulkan
Membawa bersama-sama point penting dari diskusi untuk meningkatkan pemahaman. Memberi kesempatan untuk mengklarifikasi komunikasi agar sama dengan ide dalam pikiran. Misalnya : kami berkata bahwa ...., selama satu jam kita telah mendiskusikan tentang ....
j. Memberikan pengakuan
Memberi penghargaan merupakan teknik untuk memberikan pengakuan dan menandakan kesadaran. Misalnya : saya melihat anda menyisir rambutmu, saya melihat anda memakai baju dengan rapih hari itu.
k. Menawarkan diri
Menawarkan diri adalah menyediakan diri untuk respon bersyarat atau respon yang diharapkan. Misalnya : aku akan duduk menemanimu selama 15 menit.
l. Memberikan petunjuk umum
Mendukung klien untuk meneruskan. Misalnya : dan kemudian ? teruskan ?
m. Memberikan pertanyaan terbuka
Memberikan inisiatif pada klien. Mendorong klien untuk menyeleksi topik yang akan dibicarakan. Misalnya : Dari mana kamu akan mulai ? apa yang kamu pikirkan pagi ini ?.
n. Menempatkan urutan / waktu
Melakukan klarifikasi antara waktu dan kejadian atau antara satu kejadian dengan kejadian lain. Misalnya : Hal itu terjadi sebelum atau sesudah ? Apa yang terjadi sebelum itu ?
o. Mendukung deskripsi dari persepsi
Meminta klien untuk mengungkapkan secara verbal apa yang dirasakan atau diterima. Misalnya : Apa yang terjadi ? Ceritakan apa yang kau dengar ?
p. Mendukung perbandingan
Menyakan pada klien mengenai kesamaan atau perbedaan. Misalnya : Apakah hal ini pernah terjadi sebelumnya ? Apakah hal ini mengingatkanmu pada sesuatu hal ?
q. Mengulang
Mengulang adalah pengulangan pikiran utama yang diekspresikan klien. Misalnya : Kamu berkata bahwa ibumu meninggalkan mu pada saat kamu berusia 5 tahun.
r. Refleksi
Mengembalikan pikiran dan perasaan klien. Mengembalikan ide, perasaan dan pertanyaan kepada klien.
s. Eksplorasi
Mempelajari suatu topik lebih mendalam. Misalnya : Ceritakan padaku tentang apa yang telah kamu gambarkan tadi.
t. Menghadirkan realitas / kenyataan
Menyediakan informasi dengan perilaku yang tidak menilai. Misalnya : Saya tidak mendengar seorangpun bicara. Saya adalah yang merawat kamu, ini adalah rumah sakit.
u. Menunjukkan keraguan
Menyelipkan persepsi perawat mengenai realitas. Misalnya : Saya menemukan bahwa itu adalah suatu hal yang sulit untuk dipercaya. Hal itu seperti tidak biasa.
v. Seeking consensual validation
Pencarian pengertian mengenai komunikasi baik oleh perawat atau klien, membantu klien menjadi lebih jelas terhadap apa yang mereka pikirkan. Misalnya : Ceritakan pada saya apa pengertian saya sama dengan apa yang kamu mengerti .
w. Verbalizing the implied
Memverbalisasikan kata-kata yang klien tunjukkan atua anjurkan. Misalnya Klien “Istriku memaksaku seperti apa yang dilakukan ibu dan saudaraku. Perawat “Apakah menurutmu wanita itu mendominasi?”.
x. Mendukung evaluasi
Perawat membantu klien mempertimbangkan orang dan kejadian ke dalam nilai dirinya. misalnya "Apa yang kau rasakan tentang ... ?
y. Usaha menerjemahkan perasaan
Membantu klien untuk mengidentifikasi perasaan berhubungan dengan kejadian atau penyataan.
z. Menganjurkan kolaborasi
Penekanan kegiatan kerja dengan klien tidak menekan melakukan sesuatu untuk klien.
aa. Mendukung terbentuknya rencana tindakan
Memberikan kesempatan pada klien untuk mengantisipasi alternatif dari tindakan untuk masa yang akan datang.
bb. Menyediakan petunjuk
Statemen yang menunjukkan pada peran, tujuan dan batasan untuk interaksi. Hal ini akan menolong klien untuk mengetahui apa yang diharapkan dari dirinya.
cc. Komentar terbuka – tertutup
Komentar secara umum menentukan arah dari interaksi yang seharusnya dilakukan. Hal ini akan mengijinkan klien untuk memutuskan apa topik / materi yang paling relevan dan mendukung klien untuk meneruskan interaksi.
dd. Penurunan jarak
Menurunkan jarak fisik antara perawat dan klien. Hal ini menunjukkan komunikasi non verbal dimana perawat ingin terlibat dengan klien.
ee. Humor
Humor merupakan suatu hal yang penting dalam komunikasi verbal dikarenakan, tertawa mengurangi ketegangan dan rasa sakit akibat stres dan meningkatkan keberhasilan asuhan keperawatan.

Pengertian Komunikasi Terapeutik

Menurut Stuart dan Sundeen, hubungan terapeutik adalah hubungan kerjasama yang ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dalam membina hubungan intim yang terapetik.
Menurut Boyd dan Nihart bahwa komunikasi terapeutik adalah sebagai berikut :
a. Pasien harus merupakan fokus utama dalam interaksi.
b. Tingkah laku profesional mengatur hubungan terapeutik
c. Membuka diri hanya dilakukan pada saat membuka diri mempunyai tujuan terapetik
d. Kerahasiaan pasien harus dijaga
e. Kompetensi intelektual harus dikaji untuk menentukan pemahaman
f. Implementasi intervensi berdasarkan teori
g. Memberi petunjuk pasien untuk menginterprestasikan kembali pengalamannya secara rasional
h. Telusuri interaksi verbal pasien melalui statement klarifikasi dan hindari perubahan subjek/topik, jika perubahan isi topik tidak merupakan sesuatu yang sangat menarik bagi pasien.

Diposting Oleh : Andikha

Kamis, 12 Januari 2012

INISIASI MENYUSU DINI (IMD)



a. Pengertian
Inisiasi Menyusu Dini atau disingkat sebagai IMD merupakan program yang sedang gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri putting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung setelah lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu (Nugraha, 2008).
Inisiasi menyusu dini (IMD) atau dalam bahasa Inggrisnya disebut breast crawl merupakan suatu tindakan yang dilakukan manakala bayi yang lahir langsung mendapatkan ASI eksklusif yang memiliki kadar kolostrum tinggi (pada 1 jam pertama kelahiran) dengan cara meletakan bayi pada dada si ibu dan membiarkan bayi tersebut untuk menemukan puting payudara si ibu (Sutarsa, 2009).
Inisiasi Menyusu Dini atau yang dikenal sekarang dengan IMD merupakan langkah awal menuju kesuksesan menyusui, salah satu faktor penting dari pembangunan sumber daya manusia kedepan. Penelitian menunjukan bahwa mortalitas dapat ditekan dengan efektif saat kita memberikan kesempatan pada bayi untuk bersama ibunya, dengan kontak kulit dan membiarkan mereka bersama-sama minimal 1 jam Disaat itu ibu dapat merespon bayinya, memberi perhatian, memberi kehangatan dan memperkenalkan arti kehidupan dunia yang baru, sehingga bayi pun lebih tenang dan jarang menangis, bayi menjadi lebih hangat sehingga dapat menurunkan resiko kedinginan, bayi pun dapat menghadapi proses adaptasi dengan lebih baik. Indikasi IMD, Ibu dan bayi harus dalam keadaan yang stabil. Artinya, ibu dan bayi tidak memerlukan perawatan atau tindakan medis paska pesalinannya, apabila memerlukan perawatan medis (resusitasi) IMD harus dihentikan atau tidak dilakukan (Selasi, 2009).
Inisiasi Menyusu Dini adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah lahir. Hal ini merupakan kodrat dan anugrah dari Tuhan yang sudah disusun untuk kita. Melakukannya juga tidak sulit, hanya membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua jam (Wardani, 2008).
Inisiasi menyusu dini atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Jadi, sebenarnya bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan merangkak mencapai payudara (Utami, 2008)
b. Manfaat
Manfaat inisiasi menyusu dini menurut Wardani (2008) adalah sebagai berikut :
1) Anak yang dapat menyusu dini dapat mudah sekali menyusu kemudian, sehingga kegagalan menyusui akan jauh sekali berkurang. Selain mendapatkan kolostrum yang bermanfaat untuk bayi, pemberian ASI ekslusif akan menurunkan kematian.
2) ASI adalah cairan kehidupan, yang selain mengandung makanan juga mengandung penyerap. Susu formula tak diberi enzim sehingga penyerapannya tergantung enzim di usus anak. Sehingga ASI tidak ‘merebut’ enzim anak.
3) Yang sering dikeluhkan ibu-ibu adalah suplai ASI yang kurang, padahal ASI diproduksi berdasarkan demand (permintaan si bayi tersebut). Jika diambil banyak, akan diberikan banyak. Sedangkan bayi yang diberikan susu formula perlu waktu satu minggu untuk mengeluarkan zat yang tidak dibutuhkannya.
4) Pengisapan bayi pada payudara merangsang pelepasan hormon oksitosin sehingga membantu involusi uterus dan membantu mengendalikan perdarahan.
Program inisiasi menyusu dini mempunyai manfaat yang besar untuk bayi maupun ibu yang baru melahirkan. Tetapi, kurangnya pengetahuan dari orang tua, pihak medis maupun keengganan untuk melakukannya membuat Inisiasi Menyusu Dini masih jarang dipraktekkan (Wardani, 2008).
Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi (Admin, 2009).
Sedangkan menurut Selasi (2009) manfaat dari inisiasi menyusu dini adalah sebagai berikut :
1) Memberi kehangatan
Bayi baru lahir yang langsung ditempelkan pada kulit ibunya memiliki temperatur tubuh yang lebih stabil daripada bayi baru lahir yang langsung dibungkus kain. Tubuh ibu merupakan sumber kehangatan terbaik bagi bayi yang baru lahir. Ini juga berarti, dengan IMD risiko hipotermia (penurunan suhu badan) pada bayi baru lahir yang dapat menimbulkan kematian bisa dikurangi.
2) Memberi kenyamanan
Penelitian membuktikan, bayi baru lahir yang langsung diletakkan di dada ibu menangis lebih singkat ketimbang bayi baru lahir yang langsung dibungkus kain dan diletakkan di sisi ibunya selama 90 menit. Bayi yang berada di dada ibu merasa nyaman karena masih merasakan suasana rahim.
3) Adaptasi metabolis
Penelitian juga membuktikan, bayi yang berada dalam posisi breast crawl memiliki tingkat gula darah lebih baik ketimbang bayi baru lahir yang langsung dipisahkan dari ibunya dan dibungkus kain.
4) Melatih posisi mulut bayi saat menyusu
Dari 17 bayi baru lahir yang melakukan IMD, 16 di antaranya mampu langsung menyusu dengan posisi mulut yang benar. Ini akan mengurangi kesulitan posisi menyusu yang sering dikeluhkan para ibu baru.
5) Membantu pelepasan plasenta dan mengurangi pendarahan
Proses menyusu yang dilakukan bayi mungil menghasilkan hormon oksitosin yang mengalir dari kelenjar susu ke aliran darah ibu. Hormon ini membantu proses kontraksi rahim setelah persalinan guna mengeluarkan plasenta dan menutup pembuluh-pembuluh darah di dalam rahim. Hasilnya, pendarahan pasca melahirkan dapat dikurangi. Ini berarti mencegah anemia yang sering diderita para ibu.
c. Langkah-langkah Inisiasi Menyusu Dini
Menurut Wardani (2008) langkah-langkah inisiasi menyusu dini adalah sebagai berikut :
1) Sesaat setelah lahiran sehabis ari-ari dipotong, tubuh bayi dikeringkan kecuali tangannya terus diletakan di dada ibu, kulit bertemu kulit. Ternyata suhu badan ibu yang habis melahirkan 1 derajat lebih tinggi. Namun jika bayi kedinginan, otomatis suhu badan ibu jadi naik 2 derajat, dan jika bayi kepanasan, suhu badan ibu akan turun 1 derajat. Jadi Tuhan sudah mengatur bahwa ibu yang akan membawa bayi beradaptasi dengan kehidupan barunya. Setelah diletakkan di dada ibu, biasanya bayi hanya akan diam selama 20-30 menit, dan ternyata hal ini terjadi karena bayi sedang menetralisir keadaannya setelah trauma melahirkan.
2) Setelah bayi merasa lebih tenang, maka secara otomatis kaki bayi akan mulai bergerak-gerak seperti hendak merangkak. Ternyata gerakan ini pun bukanlah gerakan tanpa makna karena ternyata kaki bayi itu pasti hanya akan menginjak-injak perut ibunya di atas rahim. Gerakan ini bertujuan untuk menghentikan pendarahan ibu. Lama dari proses ini tergantung dari bayi.
3) Setelah melakukan gerakan kaki tersebut, bayi akan melanjutkan dengan mencium tangannya, ternyata bau tangan bayi sama dengan bau air ketuban. Dan juga ternyata wilayah sekitar puting ibu itu juga memiliki bau yang sama, jadi dengan mencium bau tangannya, bayi membantu untuk mengarahkan kemana dia akan bergerak. Dia akan mulai bergerak mendekati puting ibu. Ketika sudah mendekati puting si ibu, si bayi itu akan menjilat-jilat dada ibu. Ternyata jilatan ini berfungsi untuk membersihkan dada ibu dari bakteri-bakteri jahat dan begitu masuk ke tubuh bayi akan diubah menjadi bakteri yang baik dalam tubuhnya. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari bayi karena hanya bayi yang tahu seberapa banyak dia harus membersihkan dada ibu.
4) Setelah itu, bayi akan mulai meremas-remas puting susu ibu, yang bertujuan untuk merangsang supaya Air Susu Ibu (ASI) segera berproduksi dan bisa keluar. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari bayi itu.
5) Terakhir baru mulailah bayi itu menyusu.
Sedangkan menurut Admin (2009) langkah-langkah inisiasi menyusu dini adalah sebagai berikut :
1) Dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi/tidak menggunakan obat kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi terlalu banyak, dikhawatirkan akan terbawa ASI ke bayi yang nantinya akan menyusu dalam proses inisiasi menyusu dini.
2) Para petugas kesehatan yang membantu Ibu menjalani proses melahirkan, akan membantu melakukan kegiatan inisiasi menyusu dini.
3) Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan vernix (kulit putih). Vernix (kulit putih) menyamankan kulit bayi.
4) Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti.
5) Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya.
6) Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayi.
7) Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses menyusu pertama selesai.
8) Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.
9) Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung. Rawat-gabung memungkinkan ibu menyusui bayinya kapan saja si bayi menginginkannya, karena kegiatan menyusu tidak boleh dijadwal. Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan ibu, dan selain itu dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan menyusui.

Diposting oleh : Y.P. Rahayu yang diambil dari berbagai sumber